Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Perjuangan Belum Berakhir


Tak terasa, saya "membuang" umur 5 tahun untuk Mendapatkan gelar S.KOM yang menurut banyak teman artinya adalah Sarjana KOMuter, Sarjana KOMedi, Sarjana KOMpor, atau jika menambahkan yang lainnya?? *silahkan tambahkan di bawah..:D. tapi 1 hal yang terus saya yakini sampai saat ini arti dari S.KOM adalah Sarjana KOngloMerat.

kenapa saya begitu Percaya Diri?? Karena Saya Sudah Melihat Buktinya dari orang - orang pendahulu saya. Dan saya harus bisa Mengikuti jejaknya.

Banyak hal yang terjadi selama 5 Tahun ini. mulai dari jadi MAhasiswa BAru sampai jadi MAhasiswa BAngkotan. Semuanya sudah dirasakan. dari banyak kejadian yang terjadi selama 5 Tahun ini, beberapa diantaranya sulit untuk dilupakan. seperti, Lari keliling Graha ITS 10 kali (Pada Waktu OSPEK) yang hampir membuat saya Sejenak berhenti bernafas, Hingga Akhirnya Indeks Prestasi Semester saya menginjak di angka 3(Biasanya hanya berkutat di pertengahan angka 2 dan 3,, hehe,,:D).

Lama rasanya, saya tidak merasakan semangat seperti ini. saat semuanya mendukung penuh apa yang saya lakukan (Seperti 10 juta Liter avtur yang disediakan dalam tangki pesawat jet pribadi saya) sehingga saya bisa melesat kemana saja, ke semua tempat yang saya inginkan.

hmm,, maaf klo saya sedikit berlebihan. okay2, sekarang mulai sedikit serius. terlepas dari semua euphoria yang saya rasakan, sebenarnya ada 1 beban yang harus saya tanggung. saya tegaskan lagi. ya, harus saya tanggung sendiri. sebenarnya pemikiran seperti ini sudah saya rasakan ketika saat masih menginjak akhir tahun ke 3 saya kuliah. dan saat itu saya benar-benar merasakan kalau "kerja" itu tidak menyenangkan (kerja yang saya maksud disini adalah "kerja praktek" yang saya tempuh di Jakarta dimana untuk menjadi Sarjana KOngloMerat dari kampus saya harus memperjuangkan 1 SKS "Kerja Praktek" yang berat). Kenapa saya anggap berat?? Mulai dari awalnya, cari tiket untuk ke jakarta yang harus keliling dari stasiun pasar turi, lalu ke pangkalan bis di daerah demak hingga harus mencari tiket ke terminal bungurasih. dan akhirnya saya mendapatkan tiketnya di terminal bungurasih. dengan sempat sedikit di tipu oleh calo yang menawarkan tiket berharga lebih murah. setelah tiket di dapat, berangkatlah saya bersama beberapa sahabat yang kebetulan menempuh kerja praktek di tempat yang sama. setelah menempuh perjalanan selama semalam, kami akhirnya mulai memasuki jakarta. dan pada saat itu saya berharap setelah sampai di jakarta langsung dijemput oleh saudara yang tinggal disana. Tetapi, rupanya harapan saya hanya sekedar harapan. ketika sampai di terminal terakhir(pulogadung) saudara yang saya harapkan tidak bisa dihubungi. saat itu, merupakan saat-saat yang berat. dimana diantara kami tidak ada yang pernah menyentuh jakarta. beruntung rasanya saya memiliki sahabat di masa kuliah yang begitu memperhatikan saya. pada waktu itu, seorang sahabat menjemput kami di terminal. dan membawa kami untuk ke Kos tempat menginap mereka. setelah sampai di tempat kos, kami langsung membersihkan diri dan istirahat. setelah menginjak sore, barulah ada kabar dari saudara saya yang mau menjemput. dan saat itu, sahabat-sahabat saya sudah berangkat menuju tempat kos mereka. dan saya belum bisa menggambarkan apa yang akan terjadi esok hari. ke esokan harinya, saya sudah harus ada di kantor jam 8 pagi. dan jarak antara rumah saudara saya ke kantor sebenarnya dekat. tapi karena saya ada di jakarta, jarak sedekat apapun di pagi hari pasti akan terasa lebih jauh. bahkan berpuluh kali lipat jauhnya. dan saya harus berjuang setiap subuh selalu berangkat dengan menggunakan bus hanya untuk bisa sampai di kantor sekitar jam 7.30 pagi. dan ketika pulang dari kantor, saya harus mengulangi hal yang sama bahkan lebih parah. jika jam pulang kantor biasanya jam 5 sore. dan saya harus menempuh perjalanan lagi sekitar 2 hingga 4 jam, agar bisa sampai ke rumah. dan semuanya itu harus saya jalani selama 1 bulan penuh. jika di ingat lagi, saya sering tersenyum sendiri. karena demi 1 SKS di bangku kuliah saya harus seperti itu. Setelah rutinitas yang membosankan selama 1 bulan. akhirnya saya kembali ke Surabaya. dan kuliah seperti biasanya.

Dan pada saat-saat kuliah ini saya mulai berfikir "apakah saya harus menjalani rutinitas yg membosankan seperti kemarin??" dan semakin saya berfikir, semakin saya gelisah. Lalu dengan entengnya, saya memutuskan untuk menjadi Pengusaha. hmm,, mendengar kata Pengusaha bagi saya pada saat itu adalah seorang yang sangat sukses dan bisa berbuat semaunya. Mungkin deskripsi saya terkesan begitu angkuh dan sombong, sehingga akibatnya berdampak pada kehidupan saya sehari hari. karena ingin terlihat hebat, sering sekali bahan omongan saya hanya berkutat pada deskripsi “pengusaha dalam versi saya”. Ketika saya mulai banyak berbicara, seringkali terfikir jika bicara terlalu banyak tanpa bisa menunjukkan “bukti” jika bisnis saya benar-benar profitable sama saja BOHONG. Pada saat itu, sering juga meluncur kata-kata motivasi yang sering saya tulis di status facebook maupun Yahoo Messenger. Karena ingin diperhatikan oleh dunia dan menunjukkan bahwa inilah saya!!!. Setelah melalui banyak kejadian, akhirnya saya mulai sadar. jika apa yang saya lakukan hanya membuang waktu. saya sadar, jika semakin saya bercerita tentang diri saya dan mengurus kepentingan orang lain hasilnya adalah NOL BESAR!!!. Jadi, Saya hanya bisa terdiam, jika saat ini saya melihat sahabat-sahabat saya melakukan seperti yang saya lakukan. Saya bisa memaklumi jika semangat muda begitu membara (karena saya juga seperti itu,, hehehe..). tetapi semakin saya kenal dengan banyak orang, banyak pengusaha sukses. saya menemukan sedikit perbedaan antara saya dengan mereka. jika saya banyak bicara dengan omzet sedikit. sedangkan mereka sedikit bicara dengan omzet yang banyak.:D

Ngomong-ngomong tentang omzet, sampai saat ini saya masih harus banyak belajar dari orang-orang pendahulu saya. dan insya allah saya tidak pernah akan lelah untuk terus belajar dan belajar. Seiring dengan berjalannya waktu, saya sadar bahwa keputusan saya untuk jadi "beda" jika dipikir-pikir sangatlah berat. tapi saya selalu beranggapan jika hidup tidak harus selalu dipikir tapi harus dilakukan. dan 1 kesalahan yang saya lakukan ketika 5 tahun membuang umur di kampus adalah pada waktu mengerjakan Tugas Akhir. saya terlalu banyak Berpikir bagaimana menyelesaikan Tugas Akhir saya. Tetapi, yang saya lakukan adalah Kerja di tempat lain. dan saya sengaja melakukan itu karena saya ingin mempunyai pesangon(Mengapa saya Sebut Pesangon?? Karena jika Pegawai di PHK pasti dapat pesangon. Tapi Jika Mahasiswa di PHK/LULUS Belum Tentu dapat pesangon dari kampus) yang cukup untuk membuat sebuah usaha yang mempunyai penghasilan harian(bukan bulanan/tahunan/proyekan). jadi jika ditinjau dari nilai profit, selama 5 Tahun saya di kampus saya bisa menghasilkan lebih dari 10 Milyar rupiah. Karena Ilmu dan Pengalaman saya selama 5 tahun itu, jika digunakan sebaik baiknya bisa menghasilkan Profit lebih dari 10 Milyar Rupiah.

Jiaah,, Curhat  jadinya. skali lagi saya minta maaf jika note ini jadi ajang curhat.:p

Terlepas dari itu semua, kenapa saya memutuskan untuk 5 tahun membuang umur saya di kampus??(Jujur, sebenarnya saya ingin lebih lama!! Tetapi karena desakan dari orang tua yang ingin memajang foto anaknya yang paling ganteng dengan memakai TOGA dan sudah di WES SUDAH. dengan Predikat Sarjana dengan indeks prestasi biasa-biasa saja.) sebenarnya jawaban dari pertanyaan saya barusan adalah saya tidak ingin jadi PENGANGGURAN!!! iya, Pengangguran!!! yang kerjaannya makan+tidur tapi duit gak ngumpul. kalo duitnya ngumpul sih masih mending. gak ngrepotin orang lain lagi!!! yah kalo belum ngumpul mau gimana lagi?? kalo gak minta sama Orang Tua??:D tapi, mau sampai kapan??? Perjuangan untuk Hidup masih belum berakhir(bahkan hidup yang sebenarnya baru dimulai). Sampai kapanpun kita harus bisa Bertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar